Senin, 29 April 2013

Satu persatu kebenaran dan keadilan harus ditegakkan
walaupun begitu banyak memakan korban atas nama kebenaran
kebenaran adalah kebenaran, keadilan adalah keadilan
walaupun harus mengorbankan airmata, darah dan kehormatan
kebenaran dan keadilan adalah semangat, perjuangan
jika cucuran airmata dan cucuran darah saja tidak cukup
maka nyawa pun harus kita berikan demi tanah tercinta
tanah pertiwi Republik Indonesia

Saat airmata, cucuran darah dan pengorbanan
telah menjadi milik bangsa ini
apalagi yang bisa kami harapkan
selain sedikit saja pengertian dan pemahaman
bagi jiwa kami yang telah terkoyak
bersimbah darah, tidak ada lagi yang harus dilakukan
semuanya telah dikorbankan, bukan atas nama diri
tapi atas nama tanah pertiwi, tanah kedaulatan
tanah dimana kami hidup dan kemudian dikuburkan

Identitas diri adalah sepi
Identitas diri adalah sunyi
Identitas diri adalah kesepian dan kesunyian
Identitas diri adalah pengorbanan bagi tegaknya
kebenaran dan keadilan di tanah pertiwi

di antara nyanyi riang sekitar, kami terdiam
membisu, mencoba memaknai hari yang begitu menyiksa
hari yang berwarna merah darah, memandang
begitu jauh kebenaran dan rasa keadilan di negeri ini
jika hanya dengan airmata dan darah kami
semua itu bisa ditegakkan
maka itu akan kami berikan, kami persembahkan
demi Ibu Pertiwi

Senandung lirih meniup mendayu-dayu
memaknai sekitar yang tenang dan menghanyutkan
burung-burung beterbangan sesuai dengan apa yang diharapkan
rumput hijau berkilau menyambut pagi yang penuh mara bahaya
bahaya adalah jalan hidup kami, bahaya adalah nafas kami
tidak sekarang ataupun esok, semua sama saja
semua menyembunyikan rahasia, rahasia pagi yang jumawa
menyembunyikan luka diantara tawa

Demi tanah pertiwi apalagi yang bisa kita berikan
keringat, airmata, darah, dan jika perlu nyawa
tidak ada penyesalan, tidak ada penyesalan
api ini tidak akan pernah padam
semesta alam memberikan senyuman lembut
memaknai langkah yang kian tegak diantara kecongkakan pagi

Atas nama batu di atas batu
kebenaran dan keadilan harus ditegakkan
berapapun harganya, berapapun pengorbanan yang dibutuhkan
api yang menyala - nyala, semangat yang berkobar
membakar kesunyian pagi yang membara

demi jalan hidup, demi Ibu pertiwi
jika nyawa adalah jalan terakhir
dengan sukarela akan kami persembahkan
Demi Ibu pertiwi... Demi Ibu Pertiwi

Dan biarkan alam bersenandung sendu
memaknai jilatan api yang membakar pagi
rumput pagi yang berkilau jumawa mulai terbakar
meranggas dan kemudian tumbang beralaskan arang

Dan kemudian... biarkan semua berlalu.. biarkan semua berlalu
Biarkan alam menjadi saksi tetesan darah yang mengalir
tetesan darah yang mengalir deras dari hati nurani kami
Dan kami pun akan kembali di sini
di sudut - sudut sepi malam jahanam

identitas diri adalah sepi
identitas diri adalah sunyi
demi Ibu pertiwi.. Demi kebenaran.. Demi keadilan
apapun harus diberikan
jika airmata dan darah saja tidak cukup
nyawa adalah harapan terakhir yang kami miliki
dan akan kami persembahkan demi Ibu Pertiwi
Harus kita persembahkan demi ibu pertiwi

Senandung kidung mengalun mendayu - dayu
memaknai hari yang kian sepi.. sunyi dan congkak
tapi kami tetap berdiri di sini
di ujung cakrawala.. di ujung harapan
di ujung titik darah yang penghabisan
di ujung nafas yang tersisa
yang tersisa demi tegaknya kebenaran dan keadilan
bagi Ibu Pertiwi

Identitas diri adalah sepi
Identitas diri adalah sunyi
Identitas diri adalah kespian dan kesunyian
telah diam tak ada lagi kata
yang ada hanya kehancuran

DO NOT START A WAR THAT YOU CANNOT WIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar